Bakti Alumni
Saat saya mulai menulis catatan ini justru bingung dan terjebak sendiri pada pertanyaan: “Apa sih bakti alumni, batasan atau definisinya? “, “Kegiatan apa saja yang dapat digolongkan dalam Bakti Alumni?”. Kamus dan Thesaurus yang saya buka mengartikan kata “bakti” yang terdekat sebagai “devotion”atau “dedication”, dari kata kerja “to devote” atau “to dedicate” yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi “mendermakan atau mengorbankan (tenaga, pikiran, waktu, uang, dll) untuk sesuatu (yang dibaktikan) dengan sepenuh hati dan cinta.” Pada titik yang ekstrim bahkan hinggamengorbankan nyawa misalnya ketika pejuang kemerdekaan (Indonesia, Palestina, dll) berperang membela tanah airnya atau perjuangan atas hak dan keadilan dalam membela agama. Untuk menyangatkan arti kata itu, kata majemuknya menjadi “darma bakti.”
Dengan demikian dapat dimaknai bahwa “Bakti Alumni” adalah semua kegiatan yang dilakukan hingga mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, uang, dll untuk almamater dengan sepenuh hati dan kecintaan. Sehingga kegiatanapapun, baik sebagai aksi terorganisir bersama kelompok ataupun sebagai aksi individu, bisa digolongkan sebagai bakti alumni sepanjang didermakan untuk alamater. Dari menyumbangkan bermacam bantuan berbentuk natura (materiel) hingga yang sifatnya non-natura (moril) (pemikiran, ide, gagasan, dll). karena itu bahkan sekedar ingat dan memikirkan hal-hal tentang alma-
mater saja bolehlah disebut bakti alumni, terlebih jika bisa pulang menjenguk almamater yang harus meluangkan waktu, tenaga, biaya, dll. Akan lebih afdol
lagi bila derma atau sumbangannya tertuju untuk kepentingan banyak orang (di almamaternya) .
Rangkaian kegiatan selama Gelaran PK MG 2010 yang juga banyak diketahui publik MG adalah bermacam kegiatan Bakti Alumni. Berragam angkatan, waktu dan tempat penyelenggaraan menyebabkan acara yang satuini tidak mungkin dikendalikan secara terpusat, karena itu kebijakan dan pelaksanaan diserahkan sepenuhnya kepada kelompok/angkatan yang menggagas masing-masing kegiatan Bakti Alumni. Panitia Pusat hanya menghimbau para pegiat Bakti Alumni untuk melaporkan kegiatannya. Dapat dikelompokkan menjadi empat kegiatan besar yakni:
1. Seminar dan Symposium (MG57-61, MG69, MG79)
2. Peduli Sekolah: Bea Siswa, Sarana Pendidikan & Seribu Buku (MG70, MG80, MG82, MG umum)
3. Aksi Sosial: Sunatan Masal, Donor Darah, Taman Bacaan (MG82, MG84, MG89)
4. Peduli Lingkungan: Penghijauan (MG75, MG77, MG80).
Masing-masing tak bisa diukur kesuksesannya atau berapa biaya yang telah dibelanjakan, namun yang lebih penting adalah manfaat bermacam-macam kegiatan bakti tersebut. Tak juga perlu dibandingkan satu dengan yang lain karena memang tidak sama, tidak bisa dibandingkan. Satu kegiatan bermanfaat untuk semua orang (umum), kegiatan lain hanya tertuju pada kelompok tertentu. Ambil contoh Seminar dan Symposium, bermanfaat untuk
semua orang dan bisa diikuti semua orang. Tetapi lain soal dengan kegiatan sunatan masal. Haqul yaqin bermanfaat namun tak bisa diikuti semua orang,
hanya bisa diikuti oleh anak-anak/kaum laki-laki, meski hasilnya kelak bisadinikmati kedua kaum, Adam & Hawa. Anak-anak peserta kegiatan ini mengerang kesakitan karena pucuknya dipangkas, tapi itu agar kelak ia danpasangannya bisa …. mengerang kenikmatan, oopss maksudnya menikmati kebahagiaan.
Masing-masing kegiatan seperti sunatan masal, donor darah, penghijauan dll telah dilaporkan dalam milis ini. Satu kegiatan yang hampir luput tak terpantau adalah Gerakan Seribu Buku. Menjalang 10 Juli 2010, tak terdengar berita dari mas Supriyatno (MG06) yang bersedia menjadi volunteer kegiatanini. Sepi saja. Untuk mendongkrak perolehan buku, saya berkoordinasi dengannya. Himbauan (desperate call for book salvage) melalui milis ditanggapi serius oleh sejumlah MG. Gayung bersambut. Tepat di hari Reuni Akbar, Panitia menyediakan sepasang meja-kursi untuk tempat penyerahan sumbangan buku-buku. Satu … dua … tiga buku dst diserahkan penyumbang, kemudian … sekardus buku disumbangkan oleh mas Pratomo (matur nuwun mas), dan akhirnya bertumpuk-tumpuk buku terkumpul. Di awal acara Reuni Akbar saya temui mas Supriyatno untuk melaporkan hasil pengumpulan buku ke Panitia PK 2010. Sebanyak 449 (empat ratus empat puluh sembilan) buku berhasil dikumpulkan dan diserahkan ke SMAN-1. Mudah-mudahan pihakPerpustakaan SMAN-1 berkenan melaporkan judul-judul buku sumbangan tersebut, sebagai bagian dari acara ini sehingga para penyumbang lega hasil sumbangannya telah sampai ke tujuan.
Salut dan penghargaan saya sampaikan kepada mas Supriyatno, karena tanpa dukungan dana dari siapapun, ia bersedia mondar mandir sekurang-kurangnya mengeluarkan biaya transport termasuk perjalanan Jakarta-Purworejo pp, pp, dan … pp lagi untuk mengangkut buku-buku. Adakah di antara
kita yang peduli? Dari manakan ia mendapatkan dana untuk biaya perjalanandan biaya-biaya lain? Nyaris ia bekerja sendirian … sebagai single fighter.Tapi seandainya tanpa sponsorpun saya yakin ia tak mengharapkan balasanapapun kecuali ridhoNya. Inilah kekaguman saya akan keteguhan MG yang satu ini. Sepi ing pamrih, rame ing gawe !!
Apresiasi bukan saja kita sampaikan kepada mas Supriyatno tetapi kepada segenap MG yang telah menyumbangkan buku serta menyukseskan acara ini. Sekali lagi bukan nilai atau jumlahnya tetapi komitmen anda semua untuk peduli pada almamater, pada generasi penerus, dan kepada segenap umat manusia adalah kontribusi yang tak ternilai dengan apapun. Demikian puladengan partisipasi anda semua pada acara-acara Bakti Alumni yang lain.Sekecil apapun partisipasi anda, itu sangat berarti bagi orang lain.
Perlu pula dicatat di sini, bahwa Pulang Kandang 2010 bukanlah akhir dari darma bakti kita semua. InsyaAllah masih ada PK-PK berikutnya, bahkan tidak pula harus menunggu PK, iya kalau ada. Karena itu kapanpun anda mau, bergegaslah singsingkan lengan baju, “cancut tali wanda”. Itu lebih baik dari pada tidak sama sekali. Better late than never !!
Salam Muda Ganesha,
Untung Sumotarto MG’75 (Cah Tumo)